Kamis, 17 Oktober 2013

METABOLISME LEMAK


Metabolisme Lemak
 
Lemak (lipid) adalah zat organic hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air. Namun lemak dapat larut dalam pelarut organic seperti kloroform, eter dan benzene.
 Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang dengan rumus CH3(CH2)nCOOH atau  CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid, asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas.




A.  Tujuan
a.  Memberikan komponen-lomponen lipid dari jaringan-jaringan mamalia, tidak termasuk sterol dan steroid.
b. Membahas biosintesis dan katabolisme lipid-lipid yang banyak terdapat dalam sel mamalia.
c.  Membahas penganagkutan lipid.
d. Memerikan biokimia penyakit-penyakit yang bersangkut paut dengan ketidaknormalan pengakuan atau metbolisme lipid, termasuk hiperlipoproteinemia dan penyakit penyimpanan lipid.

B.  Klasifikasi Lipid
          Lipid yang terdapat dalam tubuh dapat diklasifikasikan menurut struktur kimianya ke dalam 5 grup. Asam lemak kelas pertama berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Selain itu, asam lemak adalah blok pembangun dari asam lemak ini kompleks-kompleks lipid disintesis. Prostagladin, yang dibentuk dari asam lemak tidak jenuh ganda tertentu, adalah substansi pengatur intrasel yang merubah taggapan-tanggapan sel terhadap rangsangan luar.
Kelas lipid kedua terdiri dari ester-ester gliseril. Ester-ester ini termasuk pula asigliserol, yang selain merupakan senyawa antara atau pengangkut metabolik dan bentuk penyimpanan asam lemak, dan fosfogliserid yang merupakan komponen utama lipid dari membran sel.
Sfingolipid yang merupakan kelas ketiga juga merupakan komponen membran. Mereka berasal dari alkohol lemak sfingosin. Sterol mencakup kelas ke empat lipid. Derivat sterol, termasuk kolesterol, asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D sangat penting dari segi kesehatan.
Terpen, kelas terakhir lipid, mencangkup dolikol dan vitamin-vitamin A, E dan K yang larut dalam lemak. Derivat-derivat isopreni terdapat dalam jumlah kecil, tetapi mempunyai fungsi metabolik yang sangat penting dan terpisah.



C.  Fungsi Biologik Lemak
     Lemak dalam bahan makanan merupakan pembawa energi yang penting. Pada pemberian makana yang benar, lemak dalam bahan makanan dapat memberikan sekitar 30 – 35 % energi tambahan bagi manusia. Namun peran sebagai pembawa ebergi bukanlah satu – satunya fungsi lemak dalam bahan makanan. Lemak juga dapat berperan sebagai pengantara bagi viamin-vitamin yang larut dalam lmak dan sebagai sumber untuk asam lemak tak jenuh jamak yang esensial, seperti asam linoleat, asam lonolenat dan asam arakidonat.
Di dalam lemak hewan banyak terdapat asam lemak januh dam sebaliknya lemak pada tumbuh-tumbuan (kecuali lemak kelapa) sebagian besar mengandung asam lemak tak jenuh dan yang sering dijumpai adalah minyak (lemak cair). Melalui hidrasi kimia lemak tumbuh-tumbuhan, minyak dapat diubah menjadi lemak padat (margarine), yang disebut dengan proses pemadatan lemak.
 Lemak di dalam tubuh membentuk cadangan energi terbesar pada organisme hewan. Ia dapat digunakan sebagai sumber atom karbon bagi berbagai sintesis yang terjadidalam tubuh sendiri. Lemak ditemukan banyak sel dalam bentuk butir-butir lemak kecil. Adiposit merupakan sel lemak yang khusus menyimpan lemak. Lemak di dalam adiposit menyediakan keperluan manusia akan energi yang cukup selitar dua sampai tiga bulan.

D.   Hidrolisis Lemak
       Dalam tabung reaksi (in vitro), lemak dapat dipecahkan melalui proses hirolisis alkali (penyabunan) menjadi gliserol dan garan-garam dari asam lemak. Sabun merupakan garam alkali padat dari asam lemak. Berdasarkan sifat-sifat amfipatiknya dapat larut dengan baik dalam air dan juga mampu melarutkan lemak.
 Di dalam organisme (in vivo) pemecahan lemak dikatalis oleh enzim lipase. Penghancuran lemak bahan makanan di dlam usus akan dibantu oleh suatu enzim lipase pankreas. Enzim ini cenderung bekerja pada atom sn-C-1 dan atom sn-C-3 lemak. Hasil hidrolisis tersebut ialah monoasigliserol dan dua asam lemak. Berlawanan dengan lemak netral, senyawa-senyawa ini dapat dengan mudah di absorbsi oleh sel mukosa usus.

E.  Penyimpanan Lemak dan Penggunaanya Kembali
       Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah:
a.         Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
b.        Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
c.         Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.
d.        Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

G. Struktur Lemak, Fosfolipid dan Glikolipid
a. Lemak
Lemak netral merupakan ester dari gliserol dengan tiga asam lemak.
  b. Fosfolipid
     Ciri-ciri umumnya ialah adanya rantai asam fosfat yang teresterisasi dengan gugus hidroksi pada atom sn-C-3dari gliserol. Karena rantai asam fosfat ini, maka fosfolipid paling sedikit mengandung satu muatan negatif.
c. Glikolipid
Kelompok jaringan ini terdapat pada semua jaringan, bahkan juga pada sisi membran plasma. Glikolipid tersusun dari sfingosin, satu asam lemak dan satu rantai oligosakarida yang pada beberapa glikolipid sangat besar. Jadi pada glikolipid tidak ada rantai fosfat seperti halnya pada fosfolipid.
                           
( Gambar Struktur Lemak )
( Gambar Struktur Fosfolipid )
(Gambar Struktur Glikolipid)
H.   Metabolisme Lemak
       Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan dalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling mudahdapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak terus di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka akn menjadi kalori dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain dari lemak di dalam jaringan adiposa.
Pencernaanya yaitu lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga lipase pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
Absorbsi yaitu gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus dan masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta lemak yang disimpan mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan hasil pembakaran lemak dalam jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk air dan karbondioksida melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine serta saluran pencernaan dalam bentuk feases.

I. Katabolisme Lemak
a.  Pelepasan dan Transport Asam Lemak
      Pemecahan lemak (lipolisis) di dalam jaringan lemak dikatalis oleh suatu lipase yang peka hormon yang diatur oleh suatu kontrol hormonal yang kompleks. Asam lemak yang dilepaskan dari jaringan lemak akan di transpor di dalam plasma dalam bentuk tidak teresterisasi (free ratty asid = FFA). Ini hanya terjadi pada asam lemak rantai pendek yang benar-benar larut, sedangkan asam lemak rantai panjang dan kurang larut dalam air akan terikat pada albumin. Untuk dapat digunakan, asam lemak dari plasma dimasukkan ke dalam sel dan berada dalam bentuk yang terikat protein. Kecuali jaringan otak dan eitrosit, semua jaringan dapat memecahkan asam lemak melalui oksidasi-β.

b. Pemecahan Asam Lemak : Oksidasi-β
Dalam oksidassi-β asam lemak dikatabolisis  dari ujung karboksil. Dua atom hidrogen dikeluarkan dari atom carbon-β, C3 dalam rantai, dan terbentuk suatu gugus keto. Pemecahan antara atom karbon-α dan –β terjadi, dan fragmen dua atom karbon yang terdiri dari karbon karboksil asli dan atom karbon-α, dilepaskan sebagai asetil KoA.
Oksidasi asam lemak 16-atom karbon akan menghasilkan delapan unit asetil KoA tetapi hanya memerlukan tujuh siklus oksidasi-β. Satu urutan oksidasi-β yang menghasilkan 1 mol asetil KoA dan memberi 5 mol ATP kepada sel. Tiap mol aseil KoA bila di oksidasi dalam siklus Krebs menjdi CO2 dan H2O, memberi tambahan ikatan fosfat energi tinggi kepada sel yang ekivalen dengan 12 mol ATP.
c. Pengaturan Penghancuran Asam Lemak
Kadar asam lemak bebas (FFA) di dalam plasma bertugas menyediakan asam lemak yang dibutuhkan oleh jaringan yang tidak dapat membentuk asam lemak melalui sintesis sendiri (lipogenesis). Setelah diaktifasi menjadi asil KoA, FFA intra sel disimpan dan dipecahkan.
1)  Penyimpanan
Pengesteran dari asam lemak yang diaktifkan (asil KoA) dengan gliserol menyebabkan terbentuknya fosfolipid yang diperlukan sebagai komponen membran dan triasilgliserol (lemak) yang disimpan sebagai cadangan lemak.
2)  Penghancuran
Penghancuran asam lemak terjadi di mitokondria. Dengan bantuan toraks karnitin, asam lemak di transpor dari sitoplasma ke dalam mitokondria. Dalam mitokondria asam lemak dipecah menjadi CO2 melalui kerjasama antara oksidasi-β, daur asam sitrat dan rantai pernafasan, dan akibatnya dihasilkan sejumlah ATP.

d. Penghancuran Asam Lemak Tak Jenuh
Penghancuran asam lemak tak jenuh berlangsung seperti penghancuran asam lemak jenuh yaitu melalui oksidasi-β, hingga mencapai ikatan rangkap cis pada C-9. Karena pada oksidasi-β produk yang tidak jenuh selalu membawa satu ukatan rangkap berposisi trans, maka asam lemak tidak jenuh diubah dari isomer 3,4- cis menjadi isomer 2-trans melalui suatu isomerase. Kemudian penghancuran melalui oksidasi-β dapat dilanjutkan.

e.    Penghancuran Asam Lemak Rantai Ganjil
Pada asam lemak dengan rantai ganjil terjadi proses penghancuran seperti pada asam lemak normal dengan jumlah atom C genap, yang artinya setelah masuk ke dalam sel asam lemak akan di aktifasi menjadi asil KoA denagn menggunakan ATP. Kemudian dengan bantuan torak karnitin ditranspor ke dalam mitokondria untuk dipecah melalui proses oksidasi-β. Propionil-KoA yang tetap tersisa dengan 3 atom C dikarboksilase oleh propionil-KoA karboksilase menjadi metilmalonil-KoA dan setelah isomerisasi, metilmalonil KOA diubah menjadi suksinil-KoA.
f.      Oksidasi α dan ω
Oksidasi α asam lemak bekerja menghancurkan asam lemak bercabang metil. Proses ini terjadi melalui pemisahan terhadap residu C1, dimulai dengan suatu hidroksilase, tidak membutuhkan koenzia A dan juga tidak membutuhkan ATP.
Oksidasi ω yaitu oksidasi dari ujung akhir asam lemak yang dimulai dengan suatu hidroksilasi oleh suatu monooksigenase (oksidase campuan secara fungsional) dan dilanjutkan melalui oksidase menjadi asam lemak dengan dua gugus karboksi. Asam lemak ini dipecahkan menjadi oksidasi-β pada kedua sisi hingga menjadi asam dikarbonat C8 atau C6 dan diekskresikan melalui urine.

J.  Anabolisme Lemak
a.  Biosintesis Asam Lemak
Biosintesis asam lemak (lipogenesis) berlangsung di dalam sitoplasma dari banyak jaringan, terutama di dalam hati, jaringan lemak, ginjal, paru-paru dan kelenjar susu. Substrat yang trpenting dan pemasok atom karbon adalah glukosaAsetil-KoA yang membentuk asam lema, tersedia melalui glikolisis dandekarboksilasi oksidatif piruvat. Langkah pertama lipogenesis adalah karboksilasi asetil-KoA menjadi maloni-KoA.reaksi ini di katalis oleh asetil-KoA karboksilase. polimerisasi menjadi asam lemak terjadi di dalam sitoplasma dalam suatu kompleks sintase asam lemak.
Yang bekerja sebagai zat pereduksi pada lipogenesis adalahNADPH + H+. koenzim ini dapat berasal dari berbagai sumber. NADPH dapat terbentuk di dalam jalur heksosa monofsfatmelalui reaksi dari glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosflogukonat dehirogenase. Senyawa ini juga dapat terbentuk oleh suatu isositrat dehidrogenase yang tergantung pada NADP+atau oleh enzim malat yang mengubah malat menjadi piruvat dan CO2. Enzim-enim tersebut berlokalisasi di salam sitoplasma.

b. Asetil-KoA Karboksilase
Langkah dari biosintesis asam lemak yang menentukan kecepatan  reaksi adalah pembentukan maloni-KoA dari asetil-Koa melalui karboksilasi. Asetil-KoA karboksilase mengandung biotin sebagai gugus prostetik. Pada langkah pertama akan dihasilkan suatu bioksin-karboksi dengan memecahkan ATM dan menggunakan hydrogenkarbonat.
Asetil-KoA terutama berasal dari glikolisis, tetapi selain itu juga dari metabolisme asam amino dan pemecahan alcohol.
Asetil-KoA karboksilas dalah suatu enzim aloserik. Enzim ini distimulasi oleh asam sitrat dan dihambat oleh asam lemak yang diaktifakan 
(asetil-KoA). Konsentrasi sam sitrat yang berasal dari mitokondria, di dalam sitoplasma adalah tinggi bila penyediaan subsrat baik. Kemudian sel-sel membentuk pesediaan energy dalam bentuk lemak.Hormon mengatur asetil-KoA karboksilase melaluiinterkonversi. Insulin mengaktifkan enzim melalui suatu fosfatase protein, glukagon dan adrenalin membuatnya menjadi tidak aktif melalui suatu kinae protein. Selain itu insulin dan gluagon juga bekerja dalam jangka panjang melalui induksi dan represi enzim

c. Kompleks Sintesa Asam Lemak
Biosintesis asam lemak dikatalis didalam sitoplasma oleh suatu kompleks sinatase asam lemak yang membutuhkan asetil-KoA sebagai molekul awal.Reduktor dalam sintesis asam lemak adalah NADPH + H+ yang secara keseluruhan akan diubah 1 asetil-KoA, 7 malonil-KoA dan 14 NADPH + H+ menjadi palmiat, 7 CO2, 6 H2O, 8 KoA dan 14 NADP+.
Aktivitas enzim secara tiga dimensi dibagi menjadi tiga domain yang berbeda. Domain 1 mengkatalisis masuknya substrat asetil-KoA (atau asil-KoA) dan malonil-KoA dengan bantuan (ACP)-S-asetil transferase dan (ACP)-S-maloni trferase, dan selanjutnya mengkatalisis kondendasi dari keduanya dengan bantuan 3-ketoasil-(ACP)-sintase. Domain II mereduksi rantai asam lemak yang sedang tumbuh dengan bantuan 3-ketoasi-(ACP)-reduktase , 3-hidroksiasil-(ACP)-dehidratase dan enoil-(ACP)-reduktase. Yang terakhir Domain III berfungsi membebaskan produk yang telah selesai setelah 7 langkah rantai panjang dengan bantuan asil-(ACP)-hidrolase.
d.   Reaksi-reaksi Sinatase Asam Lemak
Biosintesis palmiat dimulai dengan pemindahan satu residu asetil ke residu sistein yang telah disinggung diatas dan satu residu malonil ke 4-fosfopantetein pada (ACP). Perpanjangan rantai berlangsung melalui pemindahan gugus asetil ke C-2 dari residu maloni, dimana gugus karboksi bebas dilepaskan sebagai CO2. Ketiga langkah reaksi selanjutnya, yaitu reduksi dari ggus 3-keto penglepasan air dn reduksi yang diperbaharui, menghasilkan suatu asam lemak dengan 4 atom C. produk antara ini akan dipindahkan kembali dari ACP ke residu sistein dengan bantuan asil transferase, sedemikian rupa sehingga daur dapat kembali dimulai dengan memasukkan matonil-KoA ke ACP.
Pathway for the movement of acetyl-CoA units from within the mitochondrion to the cytoplasm for use in lipid and cholesterol biosynthesis



Metabolisme Purin Dan Pirimidin

Inti dari Purin dan Pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan DNA.
Derivate purin berupa senyawa adenine dan guanine; sedangkan derivate pirimidin berupa senyawa sitosin, urasil dan timin.
A.      Biosintesis
Purin
Merupakan unsure pembentuk nucleoprotein yang merupakan sumber asam urat.
Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotope, ternyata setiap komponen yang dijumpai dalam kerangka inti purin berasal dari bermacam – macam sumber:
1.    Atom C(6) Inti purin berasal dari atom karbon molekul CO2 udara pernapasan
2.    Atom N(1) inti purin berasal dari atom nitrogen gugus amino(-NH2) molekul aspartat
3.    Atom C(2) dan atom C(8) inti purin adalah produk reaksi transformilasi yang berasal dari senyawa donor gugus formil yang mengkaitkan koenzim FH4 (tetra hidro folat)
4.    Atom N(3) dan atom N(9) berasal dari nitrogen gugus amida molekul glutamine
5.    Atom C(4) aton C(5) dan atom N(7) merupakan molekul glisin seutuhnya
Tahapan sintesis purin sebagai berikut
1.    Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho Ribosil Pyro phosphate) yang berasal dari Ribosa-5P yang mengaitkan ATP dan ion Mg2+ sebagai activator.
2.    Selanjutnya pembentuk senyawa 5-Phosphoribosilamin dari hasil reaksi PRPP dengan glutamine. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino glutamate.
3.    Berikutnya pembentukan senyawa GAR (Glycin Amid Ribosil-5P) dari hasil reaksi Ribosilamin-5P dengan glisin yang mengaitkan ATP dan Mg2+ sebagai activator yang dikatalisis oleh enzim GAR-synthetase
4.    Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4 (Tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, membentuk senyawa formil glisin amid rebosil-5Pnya. Atom karbon gugus formil tersebut menempati posisi atom C-8 inti purin
5.    Kemudian senyawa formil Glycin Amid Ribosil-5P melakukan reaksi aminasi (pada atom karbon ke-4) dengan senyawa donor amino (berupa glutamine) dan terbentuklah senyawa formil-glisinamid-ribosil-5P. atom N gugus amino yang baru menempati posisi N-3 inti purin.
6.    Selanjutnya, terjadi reaksi penutupan rantai, dan terbentuklah senyawa amino-imidazole-ribosil-5P. kemudian senyawa – senyawa amino-imidazole-ribosil-5P melakukan fiksasi CO2 dengan biotin sebagai koenzim; dan atom karbon yang difiksasi tersebut menempati atom C(6) inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan aspartat membentuk senyawa 5-amino-4-imidazole-N-suksinil karboksamid ribosil -5P.
7.    Senyawa 5-amino-4-imidazole-N-suksinil karboksamid ribosil -5P, melakukan reaksi formilasi yang dikatalis oleh enzim adenilosuksinase sehingga dihasilkan asam fumarat dan senyawa 5-amino-4-imidazole-karboksamid-ribosil -5P
8.    senyawa 5-amino-4-imidazole-karboksamid-ribosil -5P, melakukan treaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4 (Tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, maka terbentuklah senyawa 5-formamido-4imidazole karboksamide-ribosil-5P. gugus formil yang baru tersebut menempati atom C(2) inti purin (sama dengan atom karbon (C-8) inti purin)
9.    akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang kedua kalinya dan terbentuklah derivate purin yang yang pertama berupa IMP (Inosin Mono Phosphatase=inosinic acid) yaitu derivate hiposantin atau 6-oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP.
Purin Salvage Pathway (Jalan Penyelamatan Purin)
Penyelamatan ribonukleosida purin menjadi ribonukleotida purin dilakukan pada manusia hanya oleh adenosine kinase; enzim ini tidak memperlihatklan kemampuan untuk melakukan fosforilasi guanosin, inosin atau derivate 2-deoksinya menjadi ribonukleotidanya, masing – masing menjadi deoksi-AMP dan deoksi GMP.
Terdapat jalan samping siklus ini yang mengikutsertakan pengubahan IMP menjadi AMP, dimana AMP diubah lebih lanjut menjadi adenosine. Yang terakhir ini, mungkin dikatalis oleh enzim purin 5-nukleotidase, juga menghidrolisis IMP menjadi inosin.
Adenosine yang terbentuk diselamatkan kembali secara langsung menjadi AMP melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim adenosine kinase, atau diubah menjadi di inosin melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim adenosine deaminase.
Biosintesis Pirimidin
Umumnya biosintesis purin dan pirimidin memerlukan bahan pembentuk yang sama misalnya PRPP, glutamine, CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat (FH4)
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya penambahan gugus ribose-P (yang pada sintesis purin berlangsung di tahap awal, sedangkan pirimidin berlangsungnya setelah beberapa tahap lebih jauh.

Tahapan biosintesis pirimidin
1.    biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang dihasilkan dari reaksi antara glutamine, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim karbomoil-P sintetase yang berlangsung di dalam sitosol. Berbeda dengan enzim karbamoil-P sinthase yang bekerja pada reaksinya berlangsung bukan dalam sitosol melainkan di dalam mitokondria
2.    kemudian, karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan senyawa karbamoil-aspartat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat transkarbamoilase.
3.    Berikutnya terjadi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari  molekul karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asamn dihidroorotat (DHOA=dihidroorotic acid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.
4.    Berikutnya, melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase dengan koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam orotat (OA=orotic acid)
5.    Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribose-P pada asam orotat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase, dan dihasilkan orotidilat(orotidin mono phosphate)=OMP
6.    Akhirnya, enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate), yaitu produk nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin

Pyrimidin Salvage Pathway (Jalan Penyelamatan Pirimidin)
Reaksi – reaksi pirimidin nukleosida kinase yang bertanggung jawab untuk pembentukan pirimidin nukleosida monofosfat masing – masing.
Enzim yang diperlukan untuk biosintesis de novo pirimidin yaitu orotat fosforibosil transferase, mampu menyelamatkan asam orotat menjadi IMP; namun tidak tepat mengingat asam orotat tidak dianggap sebagai basa pirimidin sempurna. Orotat fosforibosil transferase tidak dapat menggunakan basa pirimidin normal sebagai substrat, meskipun mampu mengubah allopurinol (4-OH- pirazolopirimidin) menjadi nukleotida dimana ribosilfosfat terikat pada N-1 cincin pirimidin obat tersebut. Obat anti kanker 5-fluorourasil juga difosforibolasi oleh orotat fosforibosil transferase. 2-deoksisitidin difosforilasi oleh enzim lain dikenal sebagai deoksisitidn kinase, yang juga dapat memfosforilasi deoksiguanosin dan deoksiadonosin.

B.  Katabolisme
Purin
Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia, guanine yang berasal dari guanosin; dan hiposantin yang berasal dari adenosine; melalui pembentukan santin keduanya dikonversi menjadi asam urat; reaksinya berturut – turut dikatalis oleh enzim guanase dan santin oksidase

Reaksi
Hiposantin diturunkan dari adenosine yang dideaminasi lebih dahulu untuk membentuk inosin, kemudian inosin dengan Pi membebaskan gugus ribose – 1Pnya. Reaksi pembentukan hiposantin tersebut berturut – turut dikatalisis oleh enzim adenosine deaminase dan purin nukleotida fosforilase.
Selanjutnya dengan dikatalisis oleh enzim xantin oxidase, hiposantin  ula – mula dioksidasi menjadi asam santin untuk selanjutnya santin diubah menjadi asam urat
Sedangkan guanine pembentuk santin berasal dari guanosin, dimana guanosin dengan Pi serta dikalisis oleh enzim purin nukleosida fosforilase melepaskan gugus ribose – 1P

Kelainan katabolisme purin
1.      Gout
Kristalisasi natrium urat yang terjadi dalam jaringan lunak persendian akan membentuk endapan yang disebut tofus. Pembentukan tofus ini menyebabkan reaksi peradangan akut yaitu arthritis gout akut dan dapat berlanjut menjadi kronis.



2.      Hiperurisemia
Merupakan keadaan tubuh dengan kadar urat yang tinggi dalam darah. Ekskresi urat total bisa normal atau berlebihan (>600 mg/24 jam). Ekskresi urat berlebihan akibat
a.       overproduksi seperti pada penyakit lain, misalnya kanker, atau terjadi karena defek enzim yang menyebabkan abnormalitas PRPP sintetase, defisiensi hipoxantin-guanin fosforibosiltransferase, defisiensi glukosa 6-fosfatase.
b.      Kelainan ginjal

3.      Sindrom Lesch-Nyhan
Hiperurisemia overproduksi, sering disertai litiasis (pembentukan batu) asam urat serta sindrom mutilasi diri yang aneh. Hal ini terjadi karena tidak berfungsinya enzim hipoxantin-guanin fosforibosil transferase (HGPT) pada reaksi penyelamatan purin
4.      Penyakit Von Gierke
Overproduksi purin dan hiperurisemia terjadi akibat peningkatan pembentukan ribose 5 fosfat (precursor pembentukan PRPP)

Katabolisme Pirimidin
Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati.
Pembebasan CO2 dari atom C(2) inti pirimidin merupakan jalur utama pada proses katabolisme urasil, sitosin dan timin. Produk utamanya adalah β-alanin dan β-aminoisobutirat
Timin adalah precursor asam β-aminoisobutirat pada manusia.

Kelainan katabolisme pirimidin
1.      Asiduria asam orotat (sindrom reye)
Terjadi sekunder akibat rusaknya mitokondria yang tidak bisa menggunakan karbamoil fosfat sehingga dimanfaatkan untuk pembentukan asam orotot secara berlebihan dalam sitosol.



DAFTAR PUSTAKA



Montgomery,rex.,Dryer,Robert  L.,Conway,Thomas W.,Spector, Athur A.
 (1993).Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta:Gajah
 Mada University Press

Syaifuddin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa
 Keperawatan,E/3.Jakarta:EGC

Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, akarta,
EGC2.

Koolman,Jan.,dan Rohm,Klaus-Hainrich.(2000).Atlas Berwarna dan Teks
Biokimia.Jakarta:Hipokrates


Tidak ada komentar:

Posting Komentar