Kamis, 17 Oktober 2013

HOSPITALISASI

TUGAS METODOLOGI RISET KEPERAWATAN










Disusun Oleh:

TULUS I DJATTA, A. Md. Kep








PRODI S1 KEPERAWATAN  PROGRAM B
STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2013/2014









HOSPITALISASI
A.     PENGERTIAN
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya ( Sacarin, 1996). Bagi anak hospitalisasi merupakan pengalaman yang penuh dengan stress. Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.
Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Stressor yang mempengaruhi permasalahan di atas timbul sebagai akibat dari dampak perpisahan, kehilangan kontrol ( pembatasan aktivitas ), perlukaan tubuh dan nyeri, dimana stressor tersebut tidak bisa diadaptasikan karena anak belum mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dengan segala rutinitas dan ketidakadekuatan mekanisme koping untuk menyelesaikan masalah sehingga timbul prilaku maladaptif dari anak.
Untuk mengurangi dampak rawat nginap di rumah sakit, peran perawat sangat berpengaruh dalam mengurangi ketegangan anak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak stress hospitalisasi antara lain :
a.     Meminimalkan dampak perpisahan
b.     Mengurangi kehilangan control
c.     Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri.

Untuk dapat mengambil sikap sesuai dengan peran perawat dalam usahanya meminimalkan stress akibat hospitalisasi, perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang stress hospitalisasi, karena keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat tergantung dari pemahaman dan kesadaran mengenai makna yang terkandung dalam konsep-konsep keperawatan serta harus memiliki pengetahuan , sikap dan keterampilan dalam menjalankan tugas sesuai dengan perannya.



B.     REAKSI DAN STRESSOR TERHADAP HOSPITALISASI
Reaksi dan stressor terhadap hospitalisasi di pengaruhi oleh pengalaman tentang sakit, perkembangan usia, perpisahan dengan orang tua/ teman/ dukungan sistem pelayanan, kemampuan koping dan keseriusan penyakitnya (whalley and wong, 1991).

1.      Stressor hospitalisasi
Menurut whalley and wong, 1991 stressor dan hospitalisasi adalah
a.       Perpisahan
Reaksi terhadap perpisahan.
Anak presekolah telah dapat menerima perpisahan dengan orang tua dan anak juga membentuk rasa percaya terhadap orang lain. Walaupun demikian anak tetap membutuhkan perlindungan dari keluarganya. Akibat perpisahan akan menimbul kan reaksi sepert menolak makan, menolaka makan , menangis kapan pulang, sering bertanya kapan orang tuanya berkunjung, tidak kooperatif terhadap aktifitas sehari hari dan membanting mainan.
b.      Kehilangan kontrol atau pembatasan aktifitas
Reaksi terhadap kehilangan kontrol atau pembatasan aktifitas
Anak prasekolah dengan pembatasan aktifitas fisik ada ekstremitas, pengurangan terhadap rutinitas kegiatan anak akan menimbulkan ketergantungan pada orang tuanya. Reaksi anak pra sekolah adalah merasa frustasi, marah dan depresi karna pembatasan aktifitas fisik.
c.       Perlukaan tubuh dan nyeri
Reaksi terhadap perlukaan tubuh dan nyeri
Anak pra sekolah memberikan respon lebih baik terhadap intervensi yang memerlukan persiapan seperti penjelasan dan pengalihan perhatian dari pada anak-anak yang lebih muda. Reaksi terhadap perlukaan tubuh dan  nyeri adalah agresi fisik dan  verbal yang lebih spesifik dan langsung pada tujuan yakni mendorong orang yang melukai mereka. Mereka mencoba menyendiri di tempat yang aman bahkan berfikir untuk mencoba melarikan diri menggunakan ekspresi verbal untuk memaki orang yang melukai, bersikap cengeng, ingin selalu di gendong dan menolak kesendirian.



C.     PERAN PERAWAT DALAM MEMINIMALKAN STRESS AKIBAT HOSPITALISASI
Perawat di definisikan sebagai orang yang karna pendidikannya dan kemampuannya mengobservasi, menginterpretasikan, serta menilai keperawatan dan pengobatan yang tidak nyaman serta bertujuan mengurangi status keadaan tidak nyaman juga bertujuan mengurangi status keadaan tidak sehat pada klien serta membantu tingkat yang sepadan dengan kemampuan nya ( Sacarin, 1996)
Berhubungan dengan hal tersebut perawat memiliki peran dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi. Menurut Whalley and Wongs 1991, peran perawat dalam mengurangi stress akibat hospitalisasi sebagai berikut :
1.      Meminimalkan dampak perpisahan
a.       Rooming in, yaitu orang tua dan anak tinggal bersama sehingga orang tua dapat selalu kontak dengan anak, jika tidak bisa sebaik nya orang tua dapat melihat anak nya setiap saat untuk mempertahan kan kontak atau komunikasi antara orang tua dan anak. Partisipasi orang tua pada saat menunggu anak nya di harap kan dapat merawat anak sakit terutama dalam perawatan yang bisa di lakukan misalnya memberikan kesempatan pada orang tua  untuk menyiapkan makanan pada anak atau memandikan.
b.      Membuat ruangan seperti situasi di rumah dengan mengatur dekorasi dinding dengan memakai poster/ kartu gambar sehingga  anak merasa aman jika berada di ruangan tersebut.
2.      Mencegah Kehilangan Kontrol
a.       Pembatasan fisik atau immobilisasi pada ekstremitas untuk mempertahan kan aliran infus dapat di cegah jika anak kooperatif.
b.      Bagi anak yang di isolasi dilakukan manipulasi lingkungan untuk meningkat kan kebebasan sensorik misalnya menepatkan tempat tidur anak dekat dengan pintu atau jendela serta member musik.
c.       Untuk mencegah adanya perubahan dalam kegiatan rutinitas akibat dari pembatasan aktifitas fisik anak seperti berpakaian, mandi, makan, BAK, BAB dan interaksi social dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal kegiatan pembuatan prosedur pengobatan, bermain dan menonton TV serta memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan.



3.      Meminimalkan Rasa Takut Terhadap Perlakuan dan Nyeri
a.       Persiapan anak terhadap prosedur yang menimbulkan rasa nyeri adalah penting untuk mengurangi ketakutan. Perawat dapat menjelaskan apa yang akan dilakukan serta dukungan dari keluarga
b.      Manipulasi prosedur juga dapat mengurangi ketakutan akibat perlakuan tubuh, misalnya dengan jika anak takut di ukur suhu nya melalui anus, maka dapat di lakukan melalui ketiak atau axilla, di samping itu melakukan permainan untuk mengurangi ketakutan anak sebelum di berikan tindakan keperawatan.







DAFTAR  PUSTAKA

Whaley And Wong. ( 1991). Nursing Care Of Infant And Children, Mosby Year Book, St. Louis Missouri.

Sacharin, Rosa and. (1996) Prinsip Keperawatan Pediatrik Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar