TUGAS
METODOLOGI RISET KEPERAWATAN
Disusun
Oleh:
TULUS I DJATTA, A. Md. Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2013/2014
HOSPITALISASI
A.
PENGERTIAN
Hospitalisasi
merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat
mengatasi atau meringankan penyakitnya ( Sacarin, 1996). Bagi anak hospitalisasi
merupakan pengalaman yang penuh dengan stress. Tetapi pada umumnya
hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan
gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan
penyakit anak selama dirawat di rumah sakit.
Hospitalisasi
adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Stressor
yang mempengaruhi permasalahan di atas timbul sebagai akibat dari dampak
perpisahan, kehilangan kontrol ( pembatasan aktivitas ), perlukaan tubuh dan
nyeri, dimana stressor tersebut tidak bisa diadaptasikan karena anak belum
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dengan segala rutinitas dan
ketidakadekuatan mekanisme koping untuk menyelesaikan masalah sehingga timbul
prilaku maladaptif dari anak.
Untuk
mengurangi dampak rawat nginap di rumah sakit, peran perawat sangat berpengaruh
dalam mengurangi ketegangan anak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi
dampak stress hospitalisasi antara lain :
a. Meminimalkan dampak perpisahan
b. Mengurangi kehilangan control
c. Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan
tubuh dan nyeri.
Untuk
dapat mengambil sikap sesuai dengan peran perawat dalam usahanya meminimalkan
stress akibat hospitalisasi, perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang stress
hospitalisasi, karena keberhasilan suatu asuhan keperawatan sangat tergantung
dari pemahaman dan kesadaran mengenai makna yang terkandung dalam konsep-konsep
keperawatan serta harus memiliki pengetahuan , sikap dan keterampilan dalam
menjalankan tugas sesuai dengan perannya.
B.
REAKSI
DAN STRESSOR TERHADAP HOSPITALISASI
Reaksi
dan stressor terhadap hospitalisasi di pengaruhi oleh pengalaman tentang sakit,
perkembangan usia, perpisahan dengan orang tua/ teman/ dukungan sistem
pelayanan, kemampuan koping dan keseriusan penyakitnya (whalley and wong,
1991).
1.
Stressor
hospitalisasi
Menurut
whalley and wong, 1991 stressor dan hospitalisasi adalah
a.
Perpisahan
Reaksi
terhadap perpisahan.
Anak
presekolah telah dapat menerima perpisahan dengan orang tua dan anak juga
membentuk rasa percaya terhadap orang lain. Walaupun demikian anak tetap
membutuhkan perlindungan dari keluarganya. Akibat perpisahan akan menimbul kan
reaksi sepert menolak makan, menolaka makan , menangis kapan pulang, sering
bertanya kapan orang tuanya berkunjung, tidak kooperatif terhadap aktifitas
sehari hari dan membanting mainan.
b.
Kehilangan
kontrol atau pembatasan aktifitas
Reaksi
terhadap kehilangan kontrol atau pembatasan aktifitas
Anak
prasekolah dengan pembatasan aktifitas fisik ada ekstremitas, pengurangan terhadap
rutinitas kegiatan anak akan menimbulkan ketergantungan pada orang tuanya.
Reaksi anak pra sekolah adalah merasa frustasi, marah dan depresi karna
pembatasan aktifitas fisik.
c.
Perlukaan
tubuh dan nyeri
Reaksi
terhadap perlukaan tubuh dan nyeri
Anak
pra sekolah memberikan respon lebih baik terhadap intervensi yang memerlukan
persiapan seperti penjelasan dan pengalihan perhatian dari pada anak-anak yang
lebih muda. Reaksi terhadap perlukaan tubuh dan
nyeri adalah agresi fisik dan
verbal yang lebih spesifik dan langsung pada tujuan yakni mendorong
orang yang melukai mereka. Mereka mencoba menyendiri di tempat yang aman bahkan
berfikir untuk mencoba melarikan diri menggunakan ekspresi verbal untuk memaki
orang yang melukai, bersikap cengeng, ingin selalu di gendong dan menolak
kesendirian.
C.
PERAN
PERAWAT DALAM MEMINIMALKAN STRESS AKIBAT HOSPITALISASI
Perawat
di definisikan sebagai orang yang karna pendidikannya dan kemampuannya
mengobservasi, menginterpretasikan, serta menilai keperawatan dan pengobatan yang
tidak nyaman serta bertujuan mengurangi status keadaan tidak nyaman juga
bertujuan mengurangi status keadaan tidak sehat pada klien serta membantu
tingkat yang sepadan dengan kemampuan nya ( Sacarin, 1996)
Berhubungan
dengan hal tersebut perawat memiliki peran dalam meminimalkan stress akibat
hospitalisasi. Menurut Whalley and Wongs 1991, peran perawat dalam mengurangi
stress akibat hospitalisasi sebagai berikut :
1.
Meminimalkan
dampak perpisahan
a.
Rooming
in, yaitu orang tua dan anak tinggal bersama sehingga orang tua dapat selalu
kontak dengan anak, jika tidak bisa sebaik nya orang tua dapat melihat anak nya
setiap saat untuk mempertahan kan kontak atau komunikasi antara orang tua dan
anak. Partisipasi orang tua pada saat menunggu anak nya di harap kan dapat
merawat anak sakit terutama dalam perawatan yang bisa di lakukan misalnya memberikan
kesempatan pada orang tua untuk
menyiapkan makanan pada anak atau memandikan.
b.
Membuat
ruangan seperti situasi di rumah dengan mengatur dekorasi dinding dengan
memakai poster/ kartu gambar sehingga
anak merasa aman jika berada di ruangan tersebut.
2.
Mencegah
Kehilangan Kontrol
a.
Pembatasan
fisik atau immobilisasi pada ekstremitas untuk mempertahan kan aliran infus
dapat di cegah jika anak kooperatif.
b.
Bagi
anak yang di isolasi dilakukan manipulasi lingkungan untuk meningkat kan
kebebasan sensorik misalnya menepatkan tempat tidur anak dekat dengan pintu
atau jendela serta member musik.
c.
Untuk
mencegah adanya perubahan dalam kegiatan rutinitas akibat dari pembatasan
aktifitas fisik anak seperti berpakaian, mandi, makan, BAK, BAB dan interaksi
social dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal kegiatan pembuatan prosedur
pengobatan, bermain dan menonton TV serta memberikan kesempatan pada anak untuk
mengambil keputusan.
3.
Meminimalkan
Rasa Takut Terhadap Perlakuan dan Nyeri
a.
Persiapan
anak terhadap prosedur yang menimbulkan rasa nyeri adalah penting untuk
mengurangi ketakutan. Perawat dapat menjelaskan apa yang akan dilakukan serta
dukungan dari keluarga
b.
Manipulasi
prosedur juga dapat mengurangi ketakutan akibat perlakuan tubuh, misalnya
dengan jika anak takut di ukur suhu nya melalui anus, maka dapat di lakukan
melalui ketiak atau axilla, di samping itu melakukan permainan untuk mengurangi
ketakutan anak sebelum di berikan tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Whaley And Wong. ( 1991). Nursing
Care Of Infant And Children, Mosby Year Book, St. Louis Missouri.
Sacharin, Rosa and. (1996)
Prinsip Keperawatan Pediatrik Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar